
Salah satu even budaya di Kecamatan Cidolog yaitu dengan digelarnya Tradisi Ngikis dan Pencucian benda pusaka di Situs Joglo di Dusun Karangjetak Desa Ciparay Kecamatan Cidolog, Tradisi ini dilaksanakan secara rutin setiap bulan Robbiul awal ( Mulud ) oleh masyarakat Dusun Karang Jetak Desa Ciparay Kecamatan Cidolog, ngikis adalah penggantian pagar makam/ petilasan yang secara rutin setiap satu tahun satu kali pada saat bulan Maulud berupa pagar dari anyaman bambu yang dilaksanakan satu hari sebelumnya secara bergotong royong masyarakat dipimpin Bapak Ajum selaku Juru Kunci ( Juru pelihara ) sekaligus pembersihan areal situs.
Salah satu even budaya di Kecamatan Cidolog yaitu dengan digelarnya Tradisi Ngikis dan Pencucian benda pusaka di Situs Joglo di Dusun Karangjetak Desa Ciparay Kecamatan Cidolog, Tradisi ini dilaksanakan secara rutin setiap bulan Robbiul awal ( Mulud ) oleh masyarakat Dusun Karang Jetak Desa Ciparay Kecamatan Cidolog, ngikis adalah penggantian pagar makam/ petilasan yang secara rutin setiap satu tahun satu kali pada saat bulan Maulud berupa pagar dari anyaman bambu yang dilaksanakan satu hari sebelumnya secara bergotong royong masyarakat dipimpin Bapak Ajum selaku Juru Kunci ( Juru pelihara ) sekaligus pembersihan areal situs.
Puncak acara dilaksanakan pada hari Senin 16 Robbiul Awal 1441 H/ 2 Nopember 2020 diikuti oleh masyarakat Dusun Karangjetak Desa Ciparay dan dihadiri pula oleh Aparat Pemerintah Desa Ciparay , Aparat Kecamatan serta undangan lainnya, acara dilaksanakan secara sederhana namun khidmat berisi Tawasul Akbar, dzikir dan mendo’akan Arwah Kiyai Mangun Tapa Wijaya Kusumah beserta para pengikutnya di joglo Makam / Petilasan. Situs Keramat Joglo seluas lebih kurang 4 ( Ha ) merupakan Hutan Lindung terdapat makam/ petilasan leluhur dan penyebar agama Islam sebagaimana dikisahkan oleh Ustad Yatno bahwa Kiyai Manguntapa Wijayakusumah yang nama aslinya Ki Buyut Manguntapa, Beliau adalah penyebar Agama Islam asal Cirebon merupakan murid Syeh Hasanudin bin Syeh Yusup Sidiq bin Syeh Jamaludin Hasim Jumadil Qubro, jika dirunut silsilah masih rundayan ( keturunan ) Walisongo, Ki Buyut Mangun Tapa merupakan ayah dari Nyi Subang Larang ( Istri Prabu Siliwangi ) yang kemudian mempunyai anak 3 yaitu 1. Prabu Walangsungsang, 2, Nyi Rarasantang dan 3 Raden Kiansantang. Nyi Rarasantang setelah dinikahi Syarif Abdulloh mempunyai anak 2 yaitu 1, Syarif Nurulloh dan Syarif Hidayatulloh ( Sunan Gunung Jati ). ( Kisah ini merupakan cerita mulut kemulut yang perlu diuji kebenarannya ). Acara dilanjutkan dengan acara pembersihan pusaka yang masih tersisa peninggalan Ki Buyut Manguntapa berupa 1. Sebuah Tongkat kayu( Teteken) dengan kepala berukir dan bawahnya tersambung logam yang tajam ( kemungkinan juga sebagai senjata ) yang kondisinya sudah terlepas dari batangnya karena dimakan usia, 2. Semacam Timbangan dari kuningan ( bentuknya tidak seperti layaknya timbangan sekarang ), 3, Dua buah lempengan kuningan berisi pesan dengan hurup arab yang sebagian masih bisa terbaca yang apabila diartikan ” Dahulukan Nabi sebelum yang lain….“4. Dua buah semacam Bokor ( semacam tempurung ) yang digunakan untuk penyimpanan benda kecil dari logam 5. Smacam gelang/kalung rantai dari kuningan plus krincingan ( gengge ) dll, benda pusaka tersebut disimpan di sebuah musium kecil dan sederhana didekat pemukiman dengan alasan keamanan. Ustad Yatno berpesan pemeliharaan Situs berikut benda peninggalan jangan sampai menganggu aqidah hanyalah sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh yang luar biasa dalam penyebaran Agama Alloh ( Islam ). hal senada disampaikan H Otong Bustomi ( Camat Cidolog ) dalam amanatnya acara tradisi ini selain kita menghormati jasa jasa perjuangannya berupa keyakinan Aqidah Islamiyah berikut benda benda peninggalannya juga harus meneruskan semangat perjuangannya dalam menegakan syiar Islam. Selain itu Kawasan Situs harus dirawat kelestariannya karena situs ini memiliki multifungsi selain pungsi budaya, fungsi ekologi/ konservasi juga bisa dijadikan wisata edukasi karena keragaman hayatinya. Juru Kunci ( Kuncen ) Situs Joglo kegiatan tradisi Ngikis dan Pencucian pusaka merupakan tradisi secara turun temurun hanya bersipat mupusti ( memelihara ) peninggalan Kiyai Manguntapa berupa tempat dan benda pusakanya tidak untuk dipigusti (menuhankan).
Kontributor: by Mex